SIKAP, MOTIVASI DAN
KONSEP DIRI
1. Komponen Sikap
Ada tiga komponen yang secara bersama-sama
membentuk sikap yang utuh (total attitude) yaitu :
1) Kognitif
(cognitive) : Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa
yang benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia
akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek
tertentu.
2) Afektif (affective)
: Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap.
Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek
tertentu.
3) Konatif (conative)
: Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan
bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri
seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi.
2. Sifat – Sifat
Sikap
Definisi sikap
konsumen terhadap merek adalah mempelajari kecenderungan konsumen untuk
mengevaluasi merek baik disenangi atau tidak disenangi secara konsisten. Dengan
demikian, konsumen mengevaluasi merek tertentu secara keseluruhan dari yang
paling jelek sampai yang paling baik
.
Sikap memiliki beberapa karakteristik,
antara lain:
·
Arah
·
Intensitas
·
Keluasan
·
Konsistensi dan spontanitas (Assael, 1984 dan Hawkins dkk,
1986)
Karakteristik dan
arah menunjukkan bahwa sikap dapat mengarah pada persetujuan atau tidaknya
individu, mendukung atau menolak terhadap objek sikap. Karakteristik intensitas
menunjukkan bahwa sikap memiliki derajat kekuatan yang pada setiap individu
bisa berbeda tingkatannya. Karakteristik keluasan sikap menunjuk pada cakupan
luas mana kesiapan individu dalam merespon atau menyatakan sikapnya secara spontan.
Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa sikap
adalah suatu bentuk evaluasi perasaan dan kecenderungan potensial untuk
bereaksi yang merupakan hasil interaksi antara komponen kognitif, afektif dan
konatif yang saling bereaksi didalam memahami, merasakan dan berperilaku
terhadap suatu objek.
3. Penggunaan
Miltiatribute Attitude Model untuk Memahami Sikap Konsumen
a. The attribute-toward
object model :
Digunakan khususnya
menilai sikap konsumen terhadap satu kategori produk atau merk spesifik. Hal
ini untuk menilai fungsi kehadiran dan evaluasi terhadap sesuatu.Pembentukan
sikap konsumen yang dimunculkan karena telah merasakan sebuah objek. Hal ini
mempengaruhi pembentukan sikap selanjutnya
b. The
attitude-toward-behavior model :
Lebih digunakan
untuk menilai tanggapan konsumen melalui tingkah laku daripada sikap terhadap
objek. Pembentukan sikap konsumen akan ditunjukan berupa tingkah laku konsumen
yang berupa pembelian ditempat itu
c. Theory
of-reasoned-action model :
Menurut teori ini
pengukuran sikap yang tepat seharusnya didasarkan pada tindakan pembelian atau
penggunaan merk produk bukan pada merek itu sendiri tindakan pembelian dan
mengkonsumsi produk pada akhirnya akan menentukan tingkat kepuasan.
4. Pentingnya
Feeling Dalam Memahami Sikap Konsumen
Seseorang tidak
dilahirkan dengan sikap dan pandangannya, melainkan sikap tersebut terbentuk
sepanjang perkembangannya. Dimana dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi
membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang
dihadapinya (Azwar, 1995).Loudon dan Bitta (1984) menulis bahwa sumber
pembentuk sikap ada empat, yakni pengalaman pribadi, interaksi dengan orang
lain atau kelompok , pengaruh media massa dan pengaruh dari figur yang dianggap
penting. Swastha dan Handoko (1982) menambahkan bahwa tradisi, kebiasaan,
kebudayaan dan tingkat pendidikan ikut mempengaruhi pembentukan sikap. Dari
beberapa pendapat di atas, Azwar (1995) menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang
lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan
lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu.
1. Pengalaman pribadi
Middlebrook (dalam
Azwar, 1995) mengatakan bahwa tidak adanya pengalaman yang dimiliki oleh
seseorang dengan suatu objek psikologis, cenderung akan membentuk sikap negatif
terhadap objek tersebut. Sikap akan lebih mudah terbentuk jika yang dialami
seseorang terjadi dalam situasi yang melibatkan emosi, karena penghayatan akan
pengalaman lebih mendalam dan lebih lama membekas.
2. Pengaruh orang lain
yang dianggap penting
Individu pada
umumnya cenderung memiliki sifat yang konformis atau searah dengan sikap orang
yang dianggap penting yang didorong oleh keinginan untuk berfaliasi dan
keinginan untuk menghindari konflik.
3. Pengaruh kebudayaan
Burrhus Frederic
Skin, seperti yang dikutip Azwar sangat menekankan pengaruh lingkungan
(termasuk kebudayaan) dalam membentuk pribadi seseorang. Kepribadian merupakan
pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement yang kita
alami (Hergenhan dalam Azwar, 1995). Kebudayaan memberikan corak pengalaman
bagi individu dalam suatu masyarakat. Kebudayaanlah yang menanamkan garis
pengarah sikap individu terhadap berbagai masalah.
4. Media massa
Berbagai bentuk
media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain
mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang.
Media massa memberikan pesan-pesan yang sugestif yang mengarahkan opini
seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan
kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Jika cukup kuat,
pesan-pesan sugestif akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal
sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
5. Lembaga pendidikan
dan lembaga agama
Lembaga pendidikan
serta lembaga agama sebagai sesuatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan
sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam
diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang
boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat
keagamaan serta ajaran-ajarannya. Dikarenakan konsep moral dan ajaran agama
sangat menetukan sistem kepercayaan maka tidaklah mengherankan kalau pada
gilirannya kemudian konsep tersebut ikut berperanan dalam menentukan sikap
individu terhadap sesuatu hal. Apabila terdapat sesuatu hal yang bersifat kontroversial,
pada umumnya orang akan mencari informasi lain untuk memperkuat posisi sikapnya
atau mungkin juga orang tersebut tidak mengambil sikap memihak. Dalam hal
seperti itu, ajaran moral yang diperoleh dari lembaga pendidikan atau lembaga
agama sering kali menjadi determinan tunggal yang menentukan sikap.
6. Faktor emosional
Suatu bentuk sikap
terkadang didasari oleh emosi, yang berfungsi sebagai semacam penyaluran
prustrasi atau pengalihan bentuk mekamisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat
merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu prustrasi telah hilang
akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama.
5. Penggunaan Sikap
dan Maksud untuk Memperkirakan Perilaku Konsumen
Werner dan Pefleur
(Azwar, 1995) mengemukakan 3 postulat guna mengidentifikasikan tiga pandangan
mengenai hubungan sikap dan perilaku, yaitu postulat of consistency, postulat
of independent variation, dan postulate of contigent consistency.
Berikut ini penjelasan tentang ketiga
postulat tersebut :
1).
Postulat Konsistensi : mengatakan bahwa sikap verbal memberi petunjuk yang
cukup akurat untuk memprediksikan apa yang akan dilakukan seseorang bila
dihadapkan pada suatu objek sikap. Jadi postulat ini mengasumikan adanya
hubungan langsung antara sikap danperilaku.
2).
Postulat Variasi Independen : Postulat ini mengatakan bahwa mengetahui sikap
tidak berarti dapat memprediksi perilaku karena sikap dan perilaku merupakan
dua dimensi dalam diri individu yang berdiri sendiri, terpisah dan berbeda.
3).
Postulat Konsistensi Kontigensi : menyatakan bahwa hubungan sikap dan perilaku
sangat ditentukan oleh faktor-faktor situasional tertentu. Norma-norma,
peranan, keanggotaan kelompok dan lain sebagainya, merupakan kondisi
ketergantungan yang dapat mengubah hubungan sikap dan perilaku. Oleh karena
itu, sejauh mana prediksi perilaku dapat disandarkan pada sikap akan berbeda
dari waktu ke waktu dan dari satu situasikesituasilainnya. Postulat yang
terakhir ini lebih masuk akal dalam menjelaskan hubungan sikap dan perilaku.
6. Dinamika Proses Motivasi
Proses motivasi :
-
Tujuan. Perusahaan harus bisa menentukan terlebih dahulu
tujuan yang ingin dicapai, baru kemudian konsumen dimotivasi ke arah itu.
- Mengetahui kepentingan. Perusahaan harus bisa mengetahui
keinginan konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan perusahaan semata
- Komunikasi efektif. Melakukan komunikasi dengan baik terhadap
konsumen agar konsumen dapat mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan apa
yang bisa mereka dapatkan.
- Integrasi tujuan. Proses motivasi perlu untuk menyatukan
tujuan perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen. Tujuan perusahaan adalah
untuk mencari laba serta perluasan pasar. Tujuan individu konasumen adalah
pemenuhan kebutuhan dan kepuasan.kedua kepentingan di atas harus disatukan dan
untuk itu penting adanya penyesuaian motivasi.
-
Fasilitas Perusahaan memberikan fasilitas agar konsumen mudah
mendapatkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
7. Kegunaan dan Stabilitas Pola Motivasi
Motivasi menurut
American Encyclopedia adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok
pertentangan) dalam diri sesoerang yang membangkitkan topangan dan tindakan.
Motivasi meliputi factor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat
diduga dari pengamatan tingkah laku manusia.
Dengan demikian
motivasi dapat diartikan sebagai pemberi daya penggerak yang menciptakan
kegairahan seseorang agar mereka mau bekerjasama,bekerja efektif dan
terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan.motivasi konsumen
adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu
untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan.
Dengan adanya
motivasi pada diri seseorang akan menunjukkan suatu perilaku yang diarahkan
pada suatu tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan. Jadi motivasi adalah proses
untuk mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang diinginkan. Motivasi
konsumen yang dilakukan oleh produsen sangat erat sekali berhubungan dengan kepuasan
konsumen. Untuk itu perusahaan selalu berusaha untuk membangun kepuasan
konsumen dengan berbagai kebutuhan dan tujuan dalam konteks perilaku konsumen
mempunyai peranan penting karena motivasi timbul karena adanya kebutuhan yang
belum terpenuhi dan tujuan yang ingin dicapai.kebutuhan menunjukkan kekurangan
yang dialami seseorang pada suatu waktu tertentu. Kebutuhan dipandang sebagai
penggerak atau pembangkit perilaku. Artinya jika kebutuhan akibat kekurangan
itu muncul, maka individu lebih peka terhadap usaha motivasi para konsumen.
8. Memahami Kebutuhan Konsumen
Kebutuhan konsumen dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
-
Fisiologis. Dasar-dasar kelangsungan hidup, termasuk rasa
lapar, haus dan kebutuhan hidup lainnya.
- Keamanan. Berkenaan dengan kelangsungan hidup fisik dan
keamanan
- Afiliasi dan pemilikan Kebutuhan untuk diterima oleh orang
lain, menjadi orang penting bagi mereka.
- Prestasi Keinginan dasar akan keberhasilan dalam memenuhi
tujuan pribadi
- Kekuasaaan. Keinginan untuk emndapat kendali atas nasib
sendiri dan juga nasib orang lain
- Ekspresi diri Kebutuhan mengembangkan kebebasan dalam
ekspresi diri dipandang penting oleh orang lain.
- Urutan dan pengertian Keinginan untuk mencapai aktualisasi
diri melalui pengetahuan, pengertian, sistematisasi dan pembangunan system
lain.
- Pencarian variasi Pemeliharaan tingkat kegairahan fisiologis
dan stimulasi yang dipilih kerap diekspresikan sebagai pencarian variasi
-
Atribusi sebab-akibat Estimasi atau atribusi sebab-akibat
dari kejadian dan tindakan.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar