Sabtu, 15 November 2014

INDAHNYA KEBERSAMAAN DAN SEMANGAT BERBAGI




INDAHNYA KEBERSAMAAN DAN SEMANGAT BERBAGI

     Saat tiba musim Ramadhan maka, salah satu fenomenanya adalah semaraknya semangat kebersamaan dan berbagi. Masing-masing individu dan kelompok berlomba-lomba untuk menjalin solidaritas kebersamaan dan berbagi kebahagiaan antar sesama. Ini bukan hanya di Indonesia, melainkan di Mancanegara juga. Di negeri Paman Sam setiap kali Ramadhan tiba, ada acara Ifthar yang dadakan oleh pemerintah AS di Gedung Putih. Memang kaum muslimin sangat nampak ketika melakukan “iftar” atau buka bersama. Banyak Negara-negara islam di kawasan Arab terutama di negeri sping, Mesir, buka puasa bersama atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Maidaturrahman”, setiap tahunnya. Acara ini bahkan tidak berpengaruh oleh adanya krisis ekonomi global. Acara maidaturrahman tersebut dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat yang berada alias mampu.
          Dan yang lebih unik lagi, terkadang acara itu tidak diketahui siapa yang menyelenggarakannya, tidak diketahui siapa yang bersedia menjamu ratusan, bahkan ribuan orang untuk berbuka. Mungkin untuk menyembunyikan amalnya dihadapan orang-orang. Karna diajarkan dalam agama bahwa dalam beramal atau bersedekah hendaknya dirahasiakan sehingga tidak diketahui orang lain. Adab bersedekah adalah ketika tangan kanan memberi, maka tangan kiri tidak mengetahui. Fenomena maidaturrahman di Mesir ternyata telah menyebar ke berbagai pelosok negeri. Bahkan uniknya lagi, kegiatan itu dilakukan oleh para dermawan yang berbeda agama. Bagi mereka, menyediakan hidangan berbuka puasa merupakan sebuah kehormatan dan kebanggaan tersendiri. Mereka yakin bahwa Tuhan telah menjanjikan balasan berlipat-lipat besok di hari kemudian.
       Karena itu sungguh unik memang, sebab terkadang pihak gereja di Mesir, juga ikut berpartisipasi dalam menyediakan hidangan maidaturahman untuk umat islam yan sedang berpuasa. Dengan bertujuan untuk membantu sesama umat manusia serta mencari keridhaan Tuhan, pihaknya melakukan itu tanpa ada paksaan apapun. Golongan orang berada/mampu lebih banyak jika dibandingkan dengan Negara Mesir. Mereka sama sekali tidak merasa imannya berkurang saat memberi hidangan puasa kepada umat Islam. Mereka sama sekali tidak khawatir menjadi murtad dari agamanya hanya memberi hidangan puasa terhadap umat Islam.
         Itulah sekilas tentang potret indahnya kebersamaan dan berbagi. Betapa indahnya kalau semua agama berada dalam budaya saling berbagi dan bersama, namun tetap berada dalam keunikan dan orisinalitas agamanya sendiri-sendiri. Perbedaan agama tidak dijadikan untuk saling mengkotak-kotakan dan mengisolasikan diri, tetapi sebaliknya justru untuk memperluas dan mempererat tali persaudaraan antar umat manusia. Perbedaan agama bukan untuk saling mencurigai dan mengekslusifkan diri, melainkan justru untuk menumbuhkan budaya saling mengenal dan menciptakan persaudaraan antar sesame hamba Allah. Karena Tuhan sengaja menciptakan hamba-hambanya dalam perbedaan. Allah sudah bilang bahwa Dia bisa membuat seluruh umat manusia di muka bumi ini sama dan satu warna. Tatapi Allah tidak mau. Allah lebih suka membuat hamba-hambanya itu dalam beragam warna
          Dari pemahaman itulah kita tahu bahwa pluralitas adalah sunnatullah, kehendak Allah yang tidak bisa disangkal oleh siapapun. Karena itu perbedaan apapun, termasuk perbedaan agama, tidak bisa digunakan sebagai alasan untuk tidak menjalin kebersamaan. Bahkan perbedaan itu harus dijadikan sebagai semangat untuk manjalin persaudaraan. Sebab, kita memamng diatukan oleh Allah dalam perbedaan, kita diikat oleh Allah dalam keberagamaan.
        Cobalah, kalau umat islam itu memang yakni bahwa Allah adalah Tuhannya, hendaknya menghayati kasih sayang Tuhan atas setiap makhluk-Nya. Allah melindungi dan menyayangi setiap mahluk-Nya di muka bumi. Allah tidak pernah membeda-bedakan makhluk-Nya, semuanya Dia kasihi, semuanya Dia lindungi. Kekuasaan Tuhan membentang luas antara langit dan bumi. Ini artinya siapapun yang namanya makhluk Allah tercakup dalam wilayah kekuasaan Tuhan. Buakn hanya umat Islam, melainkan seluruh makhluk. Karena itulah, Allah dan Islam itu Rahmatallil’aalamiin. Kalau hanya dibatasi untuk umat Islam saja, Maka Allah tidak Rahmatallil’aalamiin Karen arahmat dan kasih sayang Allah memang untuk semesta alam, bukan untuk suku atau kelompok agama tertentu. Atas dasar inilah kita perlu mempererat kebersamaan dan saling berbagi antar sesama hamba Allah.

Sumber :
Muhibbuddin, Muhammad. Terapi Hati, Yogyakarta: Buku Pintar, 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar