ANALISIS
SWOT KOPERASI INDONESIA
Perumusan
SWOT ditujukan sebagai dasar pembuatan strategi. Analisa SWOT adalah pola
evaluasi yang mengklasifikasikan kondisi koperasi dengen SWOT yaitu Strenght
(Kekuatan), Weakness (Kelemahan koperasi), Oportunity (Peluang Koperasi) dan
Threat (ancaman pada Koperasi) . Pengurus harus mengkalsifikasikan hal-hal
ditas menjadi sebuah tabel yang kemudian dijadikan dasar sebagai pengambilan
keputusan dalam sentra koperasi. Seorang pengurus koperasi harus paham betul
kondisi koperasinya, Pengurus harus mampu melakukan forecasting atau peramalan
kondisi kedepan. Dari forecasting ini kemudian di rumuskan asumsi-asumsi yang
relevan. Dari pemetaan kondisi dan permalahan inilah kemudian di rumuskan analisis
SWOT Koperasi. Proses pertama yang harus dilakukan adalah evaluasi diri, dari
sini akan ditemukan "strengths" dan weaknesses serta sumber daya
organisasi. Kemudian analisa kondisi eksternal, seperti kondisi pasar, sosial,
ekonomi dan budaya akan meminculkan opportunities dan threats.
Pengembangan
Koperasi Dengan Analisis SWOT Kotler (1997 : 399) memberikan penjelasan tentang
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan sebagai berikut : analisis
internal merupakan proses dengan mana perencanaan strategi mengkaji pemasaran,
penelitian dan pengembangan, produksi dan operasi, sumber daya dan karyawan
perusahaan, serta faktor keuangan dan akuntansi untuk menentukan dimana
perusahaan mempunyai kemampuan yang penting, sehingga perusahaan memanfaatkan
peluang dengan cara yang paling efektif dapat menangani ancaman didalam
lingkungan. Sedangkan faktor tertentu dalam lingkungan eksternal dapat
menyediakan dasar-dasar bagi manajer untuk mengantisipasi peluang dan
merencanakan tanggapan yang tepat sesuai dengan peluang yang ada, dan juga
membantu manajer untuk melindungi perusahaan terhadap anacaman atau
mengembangkan srategi yang tepat yang dapat merubah ancaman menjadi bermanfaat
bagi perusahaan. Stoner (1994) menyatakan dalam satu lingkungan eksternal dapat
menimbulkan ancaman, beliau mengelompokkan lingkungan ekstern kedalam 2 (dua)
kelompok yaitu :
1. lingkungan luar mempunyai unsur-unsur
langsung dan tidak langsung. Contoh unsur-unsur tindakan langsung adalah
pelanggan, pemerintah, pesaing, serikat pekerja, pemasok, dan lembaga keuangan.
2. Unsur-unsur tindakan tidak langsung,
antara lain : teknologi, ekonomi, dan politik masyarakat.
Kotler
(1997 : 398) mengemukakan bahwa mengidentifikasi peluang dan ancaman dapat
diuraikan sebagai berikut : disini seorang manejer akan berusaha
mengidentifikasi peluang dan acaman apa saja yang sedang dan akan dialami.
Kedua hal ini merupakan faktor luar yang dapat mempengaruhi masa depan bisnis,
sehingga memang perlu untuk dicatat. Dengan demikian setia pihak yang berkepentingan
akan terangsang untuk menyiapakan tindakan, baik peluang maupun ancaman perlu
diberikan urutan sedemikian rupa sehingga perhatian khusus dapat diberikan
kepada yang lebih penting dan mendesak.
Pengembangan
koperasi dalam analisis SWOT menurut Freddy Rangkuti (1997) sub-sub bagian dari
analisis SWOT meliputi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dengan
berbagai indikator.
1.
Kekuatan dengan indikator :
a. Telah
memiliki badan hukum.
b. Stukur
organisasi yang sesuai dengan eksistensi koperasi.
c. Keanggotaan
yang terbuka dan sukarela.
d. kekurangan
pelanggan cukup kecil.
e. Biaya
rendah.
f. Kepengurusan
yang demokratis.
g. Banyaknya
unit usaha yang dikelola.
a. Lemahnya
stuktur permodalan koperasi.
b. Lemahnya
dalam pengelolaan/manajemen usaha.
c. Kurang
pengalaman usaha.
d. Tingkat
kemampuan dan profesionalisme SDM koperasi belum memadai.
e. Kurangnya
pengetahuan bisnis para pengelola koperasi.
f. Pengelola
yang kurang inovatif.
g. Kurangnya
pengetahuan dan keterampilan teknis dalam bidang usaha yang dilakukan.
h. Kurang
dalam penguasaan teknologi.
i.
Sulit menentukan bisnis inti.
j.
Kurangnya kesadaran anggota akan hak dan
kewajibannya (partisipasi anggota rendah).
3.
Peluang dengan indikator :
a. Adanya
aspek pemerataan yang diprioritaskan oleh pemerintah.
b. Undang-Undang
nomor 25 tahun 1992, memungkinkan konsolidasi koperasi primer ke dalam koperasi
sekunder.
c. Kemauan
politik yang kuat dari pemerintah dan berkembangnya tuntutan masyarakat untuk
lebih membangun koperasi.
d. Kondisi
ekonomi cukup mendukung eksistensi koperasi.
e. Perekonomian
dunia yang makin terbuka mengakibatkan makin terbukanya pasar internasional
bagi hasil koperasi Indonesia.
f. Industrialisasi
membuka peluang usaha di bidang agrobisnis, agroindustri dan industri pedesaan
lainnya.
g. Adanya
peluang pasar bagi komoditas yang dihasilkan koperasi.
h. Adanya
investor yang ingin bekerjasama dengan koperasi.
i.
Potensi daerah yang mendukung dalam
pelaksanaan kegiatan koperasi.
j.
Dukungan kebijakan dari pemerintah.
k. Undang-Undang
nomor 12 tahun 1992, tentang sistem budidaya tanaman mendorong diversifikasi
usaha koperasi.
l.
Daya beli masyarakat tinggi.
4.
Ancaman dengan indikator :
a. Persaingan
usaha yang semakin ketat.
b. Peranan
Iptek yang makin meningkat.
c. Masih
kurangnya kepercayaan untuk saling bekerjasama dengan pelaku ekonomi lain dan
antar koperasi.
d. Terbatasnya
penyebaran dan penyediaan teknologi secara nasional bagi koperasi.
e. Kurangnya
kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang koperasi serta kurangnya kepedulian
dan kepercayaan masyarakat terhadap koperasi.
f. Pasar
bebas.
g. Kurang
memadainya prasarana dan sarana yang tersedia di wilayah tertentu, misalnya
lembaga keuangan, produksi dan pemasaran.
h. Kurang
efektifnya koordinasi dan sinkronasi dalam pelaksanaan program pembinaan
koperasi antar sektor dan antar daerah.
i.
Persepsi yang berbeda dari aparat
pembina koperasi.
j.
Lingkungan usaha yang tidak kondusif.
k. Anggapan
masyarakat yang masih negatif terhadap koperasi.
l.
Tarif harga yang ditetapkan pemerintah.
m. Menurunnya
daya beli masyarakat. koperasi
Kesimpulan
Pengembangan koperasi dengan menggunakan analisis SWOT :
1.
Tujuh indikator kekuatan dan dua belas indikator peluang yang telah diuraikan
diatas dapat membantu pengurus dan pengelola untuk mengimplementasikannnya
dalam rangka pengembangan dan keberhasilan koperasi
2.
Unsur-unsur kelemahan yang ada supaya mendapat perhatian yang serius baik oleh
pengurus dan pengelola maupun oleh para anggota, sehingga resiko yang timbul
akibat dari kelemahan-kelemahan tersebut dapat diminimalisasikan sehingga
keberhasilan dan pengembangan koperasi dapat tercapai.
3.
Perlu bagi pengurus dan pengelola untuk dapat mengantisipasi ancaman agar dapat
hidup dan berkembang serta dapat mewujudkan keberhasilan yang diharapkan .
Proses
interaksi ekonomi antar manusia dan lembaga koperasi
Koperasi
sebagai lembaga ekonomi rakyat yang menggerakan perekonomian rakyat dalam
memacu kesejahteraan sosial masyarakat. Oleh karena itu, pertumbuhan koperasi
dan pertumbuhan bisnisnya dari waktu ke waktu perlu ditingkatkan sehingga
koperasi dapat menjadi bagian substantif dan integralistik dalam perekonomian
nasional. Karena demokrasi ekonomi yang mau kita kembangkan juga melalui
pertumbuhan bisnis koperasi yang memadai. Kecuali itu, demokrasi ekonomi
mengandung unsur kekeluargaan, pemerataan, keadilan sosial, dan kesejahteraan
bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam menggerakan koperasi dibutuhkan
keterampilan teknik, ekonomis, sosial dan ketekunan serta disiplin tertentu
sesuai dengan dinamika keprofesionalan dan derap partsipasi yang popular dari
anggota yang terlibat dalam koperasi saat ini dan mendatang. Pengembangan
sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berkeadilan
dengan prinsip persaingan sehat dan memeperhatikan pertumbuhan
ekonomi,nilai-nilai keadilan, kepentinagn sosial, kualitas hidup, pembangunan
berwawasan lingkungan dan berkelanjutan sehingga terjamin kesempatan yang sama
dalam berusaha dan bekerja, pelindungan hak-hak konsumen serta perlakuan yang
adil bagi seluruh masyarakat.
Sumber
:
www.kopindo.co.id
www.smecda.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar