SEMRAWUTNYA
KEMACETAN DI DEPOK
Depok
dahulu adalah kota kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bogor, yang kemudian
mendapat status kota administratif pada tahun 1982. Sejak 20 April 1999, Depok
ditetapkan menjadi kotamadya (sekarang: kota) yang terpisah dari Kabupaten
Bogor. Kota Depok terdiri atas 11 kecamatan, yang dibagi menjadi 63 kelurahan.
Kota depok yang awalnya sebagai daerah penyangga ibu kota
(Jakarta) kini telah berkembang pesat dengan segala dinamikanya. Menjadi sebuah
kota baru dipinggiran ibu kota membuat kota depok banyak memperoleh limpahan
baik dari sisi ekonomi maupun kependudukan.
Perkembangan yang pesat ini tidak hanya membawa efek positif
tapi juga persoalan baru di kota Depok. Derasnya arus pertumbuhan jumlah
penduduk dikota Depok menyebabkan ikut meningkatnya kebutuhan akan fasilitas
bagi masyarakatnya. Mulai dari hunian dan tempat tinggal, sarana rekreasi,
fasilitas umum, dan sebagainya.
Seiring
dengan perkembangan dunia saat ini yang telah memasuki era globalisasi, maka
aktifitas manusia disegala bidang juga semakin meningkat. Meningkatnya
aktifitas manusia tersebut harus didukung oleh fasilitas pendukung yang dapat
meningkatkan efesiensi dan efektifitas secara maksimal. Salah satu fasilitas
pendukung aktifitas manusia tersebut adalah sarana transportasi. Dan seiring
perkembangan tersebut, maka sarana transportasi pun dituntut untuk semakin
berkembang baik dalam hal kualitas maupun kuantitasnya agar dapat menunjang
semua aktifitas manusia yang menggunakannya. Namun perkembangan tersebut dapat
menimbulkan berbagai dampak negatif, salah satu dampak tersebut adalah semakin
meningkatnya kemacetan lalu lintas.
Tingkat
kemacetan arus lalu lintas meningkat seiring dengan menurunnya kapasitas jalur
yang disebabkan karena tingginya tingkat hambatan arus lalu lintas. Faktor yang
menentukan tingginya tingkat hambatan arus lalu lintas, berturut-turut mulai
dari yang paling berpengaruh adalah adanya perpotongan sarana mobilitas, lebar
jalur efektif yang kurang memadai dan persentase penggunaan tanah intensif yang
tinggi di sekitar jalur.
Kemacetan
merupakan suatu keadaan dimana laju lalu-lintas tersendat atau bahkan terhenti.
Kemacetan yang paling parah di Indonesia adalah Jakarta tetapi jika kita
perhatikan wilayah bodetabek juga termasuk wilayah yang macet, terutama weekeng
(sabtu dan minggu). Hal yang paling mudah untuk mengetahui apa yang menyebabkan
kemacetan timbul di wilayah bodetabek yaitu semrawutnya lalu-lintas dikarenakan
rambu-rambu yang minim serta kesadaran masyarakat yang membawa kendaraan
pribadi (satu mobil diisi seorang penumpang). Depok merupakan wilayah di Jawa
Barat yang rentan akan kemacetan. Terutama pada jalan-jalan utama, seperti di
Jalan Raya Citayam dan Margonda.
Kemacetan
di Depok, terutama di beberapa lokasi dapat terjadi karena beberapa alasan:
- Kota Depok berbatasan langsung dengan kota yang menjadi “induk” kemacetan, yaitu Kota Jakarta.
- Arus kendaraan yang melewati jalan telah melampaui kapasitas jalan yang tersedia.
- Banyak jalan yang berlubang akibat guyuran hujan deras serta material jalan yang kurang kuat menahan beban kendaraan yang melintas.
- Tempat parkir bayangan, kondisi ini dimana tidak ada rambu parkir hanya sebatas orang yang memarkirkan kendaraan pribadinya secara semrawut (tidak tertib).
- Angkot-angkot yang sering mengetem di sembarang tempat maupun yang tidak tertib menaik-turunkan penumpang.
- Pengaturan lampu lalu lintas (traffic light) yang bersifat kaku yang tidak mengikuti tinggi rendahnya arus lalu lintas.
- Kurangnya jembatan penyebrang jalan sehingga pejalan kaki menyebrang langsung kejalan raya,sehingga perjalanan kendaraan terganggu dan bisa menimbulkan kecelakaan.
Puncak kemacetan terjadi pada pukul 06.00-09.00 dan 17.00-19.00
WIB. Akibatnya, masyarakat yang setiap hari melintas di jalur tersebut kerap
mengeluh. Kemacetan diperparah oleh kondisi jalan yang di beberapa titik berlubang
dan sempit sehingga sering menjadi biang kecelakaan.
Dapat dikatakan kota depok dahulu itu sangatlah jarang
penduduk dan masih banyak hutan-hutan lebat di kota ini. Tetapi perkembangan
jaman sudah merubah semuanya. Kota Depok sekarang sudah bisa dikatakan sebagai
kota yang padat hampir sama dengan kota tetangganya yaitu Jakarta. Dengan
perkembangan-perkembangannya ini, maka wajar kalau keadaan lalu lintas di kota
Depok menjadi semakin ruwet. Apalagi ditambah dengan kurangnya prasarana, tata
ruang, dan kesadaran dari para pengguna jalan. Maka pemerintah akan semakin
sulit dalam menangani masalah transportasi di kota Depok ini.
Terutama daerah Margonda, di sepanjang jalan Margonda Raya sudah berjejer beragam tempat-tempat usaha dari toko makanan hingga mal-mal besar menjulang tinggi. Hal ini bisa dibanggakan tetapi ini juga dapat menambah sesak kendaraan di kota Depok. Terlihat dari kepadatan jalan raya yang semakin hari semakin padat, karena banyak orang yang ingin berkunjung atau sekedar mencari tahu apa yang ada di Jalan Margonda Raya itu.
Justru pembangunan gedung-gedung besar yang bertambah dan banyak mengorbankan lahan-lahan yang seharusnya bisa dijadikan sumber pernapasan kota membuat kota Depok menjadi Kota Metropolitan. Dengan pembangunan-pembangunan itu, tidak bisa dipungkiri, tahun 2014 akan menjadi tahun dimana kemacetan di kota Depok akan meningkat secara drastis
Belum lagi rencana untuk diadakannya jalan tol. Margonda akan menjadi kota Depok yang lebih besar dan lebih semrawut.
Terutama daerah Margonda, di sepanjang jalan Margonda Raya sudah berjejer beragam tempat-tempat usaha dari toko makanan hingga mal-mal besar menjulang tinggi. Hal ini bisa dibanggakan tetapi ini juga dapat menambah sesak kendaraan di kota Depok. Terlihat dari kepadatan jalan raya yang semakin hari semakin padat, karena banyak orang yang ingin berkunjung atau sekedar mencari tahu apa yang ada di Jalan Margonda Raya itu.
Justru pembangunan gedung-gedung besar yang bertambah dan banyak mengorbankan lahan-lahan yang seharusnya bisa dijadikan sumber pernapasan kota membuat kota Depok menjadi Kota Metropolitan. Dengan pembangunan-pembangunan itu, tidak bisa dipungkiri, tahun 2014 akan menjadi tahun dimana kemacetan di kota Depok akan meningkat secara drastis
Belum lagi rencana untuk diadakannya jalan tol. Margonda akan menjadi kota Depok yang lebih besar dan lebih semrawut.
-
Kemacetan
memang hal yang sulit diatasi dalam jangka waktu pendek, apalagi bila
berhubungan dengan perkembangan suatu kota. Tidak mudah bagi pemerintah untuk
memilih kebijakan yang tepat dalam menangani kasus ini, belum lagi ditambah
dengan banyaknya pengendara yang melakukan pelanggaran-pelanggaran.
Solusi untuk Mengurangi Kemacetan di
Kota Depok
a) Jumlah angkutan umum dibatasi
pada satu trayek yang melebihi kuota/jumlah dari angkutan tersebut. Jika
terdapat trayek yang sudah melebihi kuotanya, maka sebaiknya kelebihan trayek
tersebut diallihkan ke trayek lain yang membutuhkan.
b) Mobil pribadi diisi minimal 3
orang. Sistem ini sebaiknya tidak hanya diberlakukan pada jalan 3 in 1,
melainkan juga di jalan-jalan umum. Dengan berkurangnya jumlah pengemudi maka
kapasitas jalan akan semakin bertambah dan kemacetan dapat dihindari.
c) Membuat waktu-waktu efektif.
Misalnya : jam masuk sekolah dan jam masuk kantor harus dibedakan, jam kantor
swasta dan negeri juga harus dibedakan..
d) Menambah sarana penyeberangan,
seperti jembatan penyeberangan. Terutama untuk daerah-daerah yang sering
dilalui oleh para penyeberang. Misalnya : di depan Universitas Gunadarma.
e) Membuat peraturan Plat ganjil dan genap.
Jadi, setiap hari atau hitungan minggu, kendaraan dengan plat nomor akhir genap
atau ganjil bisa saling bergantian untuk melewati jalan-jalan di kota besar.
f) Memperbaiki tata ruang di kota
Depok. Tata ruang juga penting dalam mengatasi kemacetan, karena dapat
mempengaruhi laju dan kapasitas jalan itu sendiri.
Keenam
hal diatas memang sulit untuk dipenuhi. Tapi jika bisa diterapkan maka
jalan-jalan pasti bisa kita lewati dengan tenang dan cepat. Dalam penerapannya
juga membutuhkan kerja sama antara petugas yang berwenang dengan pengguna
jalan, karena peraturan-peraturan seperti ini sudah pasti akan ada banyak yang
melanggar (pada bulan awal). Dan para petugas juga harus tetap kita awasi agar
tidak memanfaatkan kesalahan pengendara untuk memperoleh penghasilan tambahan.
Jadi, dengan
adanya kesadaran bersama, kemacetan di kota Depok ini mugkin saja suatu hari
akan dapat terkendali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar