PENGARUH
INDIVIDU TERHADAP PERILAKU KONSUMEN
Pemahaman
perilaku konsumen adalah tugas penting bagi para pemasar. Para pemasar mencoba
memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang
lebih besar kepada konsumen. Beberapa pemasar masih belum menerapkan konsep
pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen dan tidak memandang
kepuasan konsumen sebagai tujuan utama. Lebih jauh lagi karena alat
menganalisis perilaku konsumen tidak pasti, para pemasar kemungkinan tidak
mampu menetapkan secara akurat apa sebenarnya yang dapat memuaskan para
pembeli. Sekalipun para pemasar mengetahui faktor yang meningkatkan kepuasan
konsumen, mereka belum tentu dapat memenuhi faktor tersebut. . Tak diragukan
lagi, konsumen tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis. Tanpa dukungan
mereka suatu bisnis tidak bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses
memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh.
Lebih dari itu, mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan
relasinya.
Kelompok
Referensi
Kelompok
Referensi merupakan hal yang sangat penting dan ide yang berpengaruh besar
dalam Perilaku konsumen. Kelompok Referensi adalah setiap orang atau kelompok
yang dianggap sebagi perbandingan (referensi) bagi seseorang dalam membentuk
nilai-nilai umum atau khusus, atau dalam berperilaku. Dari perspektif
pemasaran, Kelompok Referensi merupakan kelompok yang dianggap sebagai dasar
referensi bagi seseorang dalam menentukan keputusan pembelian atau konsumsi
mereka.
Konsumen
berpotensi untuk di pengaruhi oleh berbagai orang yang berinteraksi dengan
mereka dan yang mereka amati dalam sebuah kelompok. Kelompok – kelompok itu
antara lain :
1.
Friendship Groups, termasuk kelompok Informal karena tidak ada struktur dan
kurang mempunyai tingkat kewenangan yang khusus. Dari segi pengaruh, teman
adalah yang memberikan pengaruh terbesar ( setelah keluarga )terhadap keputusan
pembelian seseoarang.
2.
Shopping Group, dua atau lebih orang yang berbelanja bersama dapat disebut
sebagai Shopping Group. Dalam hal ini pelaku berfungsi sebagai Purchase Pals (
teman membeli ). Motivasi untuk berbelanja bersama teman Membeli (Purchase Pals
) ada beragam, terutama dari motif sosial, sampai mengurangi resiko ketika
mengambil keputusan yang penting.
3.
Work Groups, orang yang meghabiskan waktu mereka bersama – sama karena suatu
pekerjaan dengan frekuensi yang sering akan saling memberikan pengaruh terhadap
perilaku konsumsi mereka. Baik kelompok kerja Formal maupun Informal sama – sama
berpengaruh. Formal Work Group adalah mereka yang bekerja bersama dalam sebuah
tim , dan dengan demikian mereka mempunyai kesempatan untuk saling mempengaruhi
perilaku konsumsi dan aksi satu sama lain. Informal Work Group adalah mereka
yang menjadi teOrang yang meghabiskan waktu mereka bersama – sama karena suatu
pekerjaan dengan frekwensi yang sering akan saling memberikan pengaruh terhadap
perilaku konsumsi mereka. Baik kelompok kerja Formal maupun Informal sama –
sama berpengaruh. Formal Work Group adalah mereka yang bekerja bersama dalam
sebuah tim , dan dengan demikian mereka mempunyai kesempatan untuk saling
mempengaruhi perilaku konsumsi dan aksi satu sama lain. Informal Work Group
adalah mereka yang menjadi teman sebagai hasil dari bekerja dalam satu
perusahaan yang sama walaupun tidak terlibat dalam proyek yang sama.
4.
Virtual Groups Or Communities, merupakan tipe kelompok yang terbentuk dengan
menggunakan teknologi internet. Dengan internet, kita dapat memulai obrolan
dengan orang atau kelompok yang sesuai kita pilih. Misalnya seorang pecinta
binatang dapat memulai obrolan dengan mereka yang juga pecinta binatang. Dari
obrolan itu mereka dapat saling mempengaruhi dan menginformasikan tentang
keputusan pemilihan pembelian makanan untuk binatang peliharaan mereka.
5.
Brand Communities, ada pendapat yang mengatakan bahwa jika kita ingin
menciptakan loyalitas dimata konsumen terhadap produk kita, maka kita harus
memiliki kehidupan social yang aktif. Oleh karena itu banyak perusahaan yang
membuat berbagai macam club / community bagi pengguna produknya. Misalnya
Produsen Djarum yang membuat komunitas Djarum Adventure.
6.
Consumer - action groups, jenis Kelompok khusus Konsumen – kelompok aksi
konsumen – muncul sebagai reaksi terhadap gerakan konsumen. Sekarang ini
terdapat banyak sekali kelompok sejenis yang dimaksudkan untuk member bantuan
pada konsumen dalam usaha mereka mengambil keputusan pembelian yang tepat,
menggunakan produk dan jasa dengan cara yang sehat dan bertanggung jawab, dan
biasanya menambah kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
Gaya
hidup
Orang
yang berasal dari subkultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat
mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan pola
kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat dna
pendapatnya. Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat,
dapat membantu untuk memahami nilai-nilai konsumen yang terus berubah dan
bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku konsumen.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi individu:
1.
Faktor Sosial
a. Group
sikap
dan perilaku individu banyak dipengaruhi oleh kelompok-kelompok kecil. Dimana
kelompok tersebut secara langsung (primary groups) dan tidak langsung
(secondary groups) yang mempunyai interaksi satu dengan yang lain sehingga
group memiliki peran dalam mempengaruhi individu dalam pembelian.
b. Keluarga
keluarga
mempunyai peran terbesar dalam
mempengaruhi individu dalam pembelian suatu
produk karena keluarga pula yang mempunyai peran paling banyak dalam interaksi
seorang individu.
c. Peran
dan status
peran
merupakan aktivitas yang diharapkan seseorang sesuai orang-orang dalam
lingkungan sekitarnya. Tiap peran membawa sebuah status yang merefleksikan
penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat.
2.
Faktor Personal
a. Keadaan
ekonomi
keadaan
ekonomi akan mempengaruhi pilihan produk seorang individu, dimana dengan
situasi tersebut seseorang akan melakukan keputusan terhadap produk mana yang
akan ia beli yang terjangkau dengan keadaan ekonominya pada saat ini.
b. Gaya
hidup
gaya
hidup seseorang akan membentuk pola kehidupan yang membentuk aktivitasnya,
dimana seseorang dapat mengekspresikan dengan menunjukkan ketertarikan dan
opini terhadap suatu produk.
c. Umur
seseorang
akan merubah pilihan produknya seiring dengan siklus kehidupannya. Umur
tentulah memiliki peran penting dalam mengambil keputusan untuk tetap pada
suatu produk atau menggantinya dengan yang lebih terasa manfaatnya.
d. Pekerjaan
pekerjaan
seseorang mempengaruhi pembelian, perbedaan dalam pekerjaan akan berbeda pula
pembeliannya.
3.
Faktor Psikologis
a. motivasi
kebutuhan
yang mendorong seseorang untuk mencari produk yang sesuai dengan kebutuhannya.
Ketika satu level kebutuhan terpenuhi maka seseorang akan mencari sesuatu yang
ada memuaskan kebutuhannya pada level selanjutnya (teori marslow).
b. Persepsi
presepsi
seorang konsumen akan mempengaruhi dia dalam pembelian suatu produk. Seorang
konsumen akan menerjemahkan setiap informasi yang ia dapat yang kemudian akan
membentuk suatu opini yang kuat terhadap suatu produk sehingga mempengaruhi
keputusan yang akan diambil dalam pembelian suatu produk.
c. Pembelajaran
pembelajaran
adalah proses mempelajari, memperhatikan, menyimpulkan suatu hal yang terus
berkembang dan berubah seiring informasi terbaru yang ia terima.
4.
Faktor Kultur
a. Sub
Kultur
sekelompok
orang yang memiliki kesamaan agama, daerah atau bangsa seseorang.
b. Kelas
Sosial
penggelompokkan
individu berdasarkan suatu kesamaan sesuai dengan kelas sosial dimana dia
berada.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar