Cinta Kasih dan Kehidupan Manusia
1.1
Pengertian
Cinta Kasih
Cinta
adalah sebuah rasa suka atau sayang manusia kepada manusia lainnya, sedangkan
kasih adalah suatu rasa yang timbul pada diri manusia untuk saling mengasihi
atau menyayangi kepada sesama manusia.Jadi yang dimaksud dengan cinta kasih
adalah sebuah rasa kasih sayang serta rasa saling mengasihi antar sesama
manusia pada kehidupan sehari-hari.
2.1 Cinta Menurut Pandangan Islam
Dalam kehidupan sehari-hari
manusia dalam melakukan suatu kebudayaannya seperti biasa terutama dalam
agamanya masing-masing, didalam sebuah agama memiliki suatu perbedaan yang
kompleks dan memiliki suatu ciri khas yang sangat kental antara satu dengan
lainnya, salah satunya menurut agama islam. Dalam agama islam cinta perlulah
melalui berbagai peringkat keutamaannya yang tersendiri yaitu : Cinta kepada
Allah SWT, Cinta Kepada Rasulullah SAW dan Para Anbiya, Cinta Sesama Mukmin.
1. Cinta kepada Allah
Islam meletakkan cinta yang
tertinggi dalam kehiudupan manusia ialah cinta kepada Allah.SWT ketinggian
nilai taqarrub Al-Abid kepada Khaliq dapat dikesan melalui cinta murni mereka
kepada sang pencipta. Tanpa cinta kepada Allah SWT perlakuan hamba tidak
memberi pulangan yang bererti sedangkan apa yang menjadi tunjang kepada islam
ialah mengenali dan mencintai Allah SWT.
Sinaran cinta itu juga akan
mendorong hamba-hambanya untuk bertindak ikhlas di mihrab pengabdian diri
kepada Allah SWT serta menghasilkan cahaya iman yang mantap. Firman Allah SWT :
“..(Walaupun demikian), ada
juga di antara manusia yang mengambil selain dari Allah (untuk menjadi)
sekutu-sekutu (Allah), mereka mencintainya, (memuja dan mentaatinya)
sebagaimana mereka mencintai Allah; sedang orang-orang yang beriman itu lebih
cinta (taat) kepada Allah…” (Surah Al-Baqarah ayat : 165)
Memiliki cinta Allah SWT
seharusnya menjadi kebanggaan individu mukmin lantaran keagungan nilai dan
ketulusan ihsan-Nya. Namun menjadi suatu kesukaran untuk meraih cinta Allah SWT
tanpa pengabdian yang menjurus tepat kepada-Nya. Cinta Allah SWT umpama satu
anugerah yang tertinggi dan tidak mungkin siapapun manusia dapat memilikinya
kecuali didahulukan dengan pengorbanan yang mahal. Cinta Allah SWT adalah
syarat yang utama untuk meletakkan diri di dalam barisan pejuang-pejuang
kalimat Allah SWT. Firman Allah SWT (yang bermaksud) :
“..Wahai orang-orang yang
beriman! Sesiapa di antara kamu berpaling tadah dari ugamanya (jadi murtad),
maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Ia kasihkan mereka dan mereka juga
kasihkan Dia; mereka pula bersifat lemah-lembut terhadap orang-orang yang
beriman dan berlaku tegas gagah terhadap orang-orang kafir…” (Surah Al-Maidah,
ayat 54)
2. Cinta Kepada Rasulullah SAW
dan Para Anbiya’
Apabila manusia berada di dalam
kegelapan yang begitu kelam,maka diutuskan pembawa obor yang begitu terang
untuk disuluhkan kepada manusia ke arah jalan kebenaran. Sayang, pembawa obor
tersebut terpaksa begelumang dengan lumpur yang begitu tebal dan menahan cacian
yang tidak sedikit untuk melaksanakan tugas yang begitu mulia.
Pembawa obor tersebut ialah
Rasulullah SAW.Maka adalah menjadi satu kewajipan kepada kepada setiap yang
mengaku dirinya sebagai muslim memberikan cintanya kepada Rasulullah dan para
ambiya’.Kerana kecintaan inilah, para sahabat sanggup bergadai nyawa menjadikan
tubuh masing-masing sebagai perisai demi mempertahankan Rasulullah SAW. Dalam
satu hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim menyebut :
“Diriwayatkan daripada Anas
r.a katanya: Nabi s.a.w bersabda: Tiga perkara, jika terdapat di dalam diri
seseorang maka dengan perkara itulah dia akan memperolehi kemanisan iman:
Seseorang yang mencintai Allah dan RasulNya lebih daripada selain keduanya,
mencintai seorang hanya kerana Allah, tidak suka kembali kepada kekafiran
setelah Allah menyelamatkannya dari kekafiran itu, sebagaimana dia juga tidak
suka dicampakkan ke dalam Neraka.”(Bukhari : no. 15, Muslim : no. 60, Tirmizi :
no. 2548 Nasaie : no. 4901).
Namun, dalam suasana kita
sekarang yang begitu jauh dengan Rasulullah SAW dari segi masa, adakah tidak
berpeluang lagi untuk kita memberikan cinta kepada Rasulullah SAW? Sekalipun
Rasulullah SAW telah meninggalkan kita jauh di belakang, sesungguhnya cinta
terhadap baginda boleh dbuktikan melalui kepatuhan serta kecintaan terhadap
sunnahnya. Oleh yang demikian, orang yang memandang hina malah mengejek-ngejek
sunnah Rasulullah SAW tentunya tidak boleh dianggap sebagai orang yang
menyintai Rasulullah SAW.
3. Cinta Sesama Mukmin
Interaksi kasih sayang sesama
mukmin adalah merupakan pembuluh utama untuk menyalurkan konsep persaudaraan
yang begitu utuh.Cinta sesama mukmin inilah yang mengajar manusia supaya mencintai
ibu bapaknya. Malah mengherdik ibubapa yang berarti merungkaikan talian cinta
kepada keduanya adalah merupakan dosa besar sebagaimana yang disebut di dalam
satu hadis yang diriwayatkan oleh Abu Bakrah r.a katanya:
“Ketika kami bersama
Rasulullah s.a.w, baginda telah bersabda: Mahukah aku ceritakan kepada kamu
sebesar-besar dosa besar: Ianya tiga perkara, iaitu mensyirikkan Allah, mengherdik
kedua ibu bapa dan bersaksi palsu atau kata-kata palsu..” (Hadis riwayat
Bukhari, no. 5519, Muslim : no. 126)
Alangkah indahnya sebuah agama
yang mengajar penganutnya agar menghormati dan mencintai kedua ibubapanya yang
telah melalui susah payah untuk membesarkan anak-anak mereka. Di manakah lagi
keindahan yang lebih menyerlah selain daripada yang terdapat di dalam Islam
yang mengajar umatnya dengan pesanan :
“..Dan hendaklah engkau
merendah diri kepada keduanya kerana belas kasihan dan kasih sayangmu, dan
doakanlah (untuk mereka, dengan berkata): “Wahai Tuhanku! Cucurilah rahmat
kepada mereka berdua sebagaimana mereka telah mencurahkan kasih sayangnya
memelihara dan mendidikku semasa kecil.” (Surah Israk, ayat 24)
Selain daripada cinta kepada
kedua ibubapa ini, Islam juga meletakkan cinta sesama mukmin yang berimana
sebagai syarat kepada sebuah perkumpulan atau jemaah yang layak bersama
Rasulullah SAW. Hayatilah betapa dalamnya maksud firman Allah SWT :
“..Nabi Muhammad (s.a.w)
ialah Rasul Allah; dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap keras dan
tegas terhadap orang-orang kafir yang (memusuhi Islam), dan sebaiknya bersikap
kasih sayang serta belas kasihan kasihan sesama sendiri (umat Islam)” (Surah
Al-Fath, ayat 29)
Malah, Al-Quran sendiri
menukilkan betapa pujian melangit yang diberikan oleh Allah SWT kepada golongan
Ansar yang ternyata menyintai golongan Muhajirin dengan cinta suci yang
berasaskan wahyu Ilahi.Malah dalam keadaan mereka berhajat sekalipun, keutamaan
tetap diberikan kepada saudara-saudara mereka dari golongn Muhajirin. Firman
Allah SWT yang bermaksud :
“..Dan orang-orang (Ansar)
yang mendiami negeri (Madinah) serta beriman sebelum mereka, mengasihi
orang-orang yang berhijrah ke negeri mereka, dan tidak ada pula dalam hati
mereka perasaan berhajatkan apa yang telah diberi kepada orang-orang yang
berhijrah itu; dan mereka juga mengutamakan orang-orang yang berhijrah itu
lebih daripada diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam keadaan kekurangan
dan amat berhajat. ..” (Surah Al-Hasyr, ayat 9)
2.2 Hubungan Antara Cinta Kasih dan Kehidupan Manusia
Manusia adalah makhluk sosial,
dan tidak dapat hidup sendiri. Artinya manusia tidak bisa hidup tanpa adanya
bantuan dari orang lan. Coba bayangkan jika anda sebagai manusia hidup
individualisme atau penyendiri.
Mungkin dunia ini akan terasa
membosankan dan memuakkan, terjadi banyak kericuhan akibat dari individualisme
karena mereka menganggap ini hidupnya sendiri dan tidak mau mengalah satu sama
lain karena menyangkut individu. Dengan adanya individualisme bisa di bayangkan
oleh para pemuda semua akan terasa sepi, tidak ada yang menggajak bermain ,
nongkrong , atau sekedar jalan jalan bersama kawan.
Oleh karena itulah manusia dan
cinta kasih kepada kehidupan manusia sangat di perlukan.Agar suasana lingkungan
sekitar kita tinggal terasa nyaman dan menimbulkan kehidupan rukun dan damai
tanpa adanya perseteruan antara dua orang atau pun diantara ras.Cinta kasih
kepada manusia dapat diartikan banyak hal seperti contohnya seorang anak yang
mencintai ibu dan bapaknya, seorang suami yang mencintai istrinya.Dalam
kehidupan manusia tidak lepas dari cintah kasih antara sesama manusia.seperti
contohnya seorang sahabat yang selalu menemani disetiap saat dan rasa simpati
dan empati muncul karena adanya cinta kasuh antara sesama manusia.
Manusia tanpa cinta kasih
bagaikan manusia tanpa perasaan dan akan membua manusia itu berdarah dingin dan
tidak perduli dengan lingkungan yang ada di sekitarnya. Manusia dan cinta kasih
tidak dapat di pisahkan karena sesuatu hal yang penting dan misalnya
terpisahkan maka dunia ini tidak seindah hari ini.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar